Sepatuku

Hujan
Ku langkahkan kaki
Bles!
Tanah basah memakan sepatuku
Ku angkat lagi
Lalu ku ayunkan lagi

Ku lihat bangunan putih itu
“Bu!”
Sepeda itu berlalu
Dia tersenyum memanggilku
Anak berseragam pramuka

Aku melangkah lagi
Wajah-wajah itu
Berseri menatapku
Tersenyum namun malu

Senyum mereka
Tak ada yang mampu membeli
Sapaan hangat mereka
Tak bisa diganti

Oh, apalah arti lumpur di sepatuku ini

Biarlah ku beli berjuta sepatu
Demi semua yang setiap pagi menyambutku

Oh pagi
Hujan ini membangunkanku
Dari alam mimpi Menuju mimpi yang sesungguhnya

Lampung, 3 Desember 2010
Ginar Santika Niwanputri

Bulan Terakhir

Siang tadi, sebelum les dimulai, mata saya tertuju pada pojok kiri papan tulis kelas, di sana tertulis 1/12/10. Terhentak. Saya melirik jam tangan digital pink yg sekarang talinya menghitam. Betul, 01 12.
Saya tanya anak-anak, “Ini tanggal 1 ya?”, retoris.
Ternyata 2010 hampir habis. Ini bulan terakhir. Teringat tahun lalu, desember 2009, ketika saya masih menikmati euforia kelulusan, hura-hura. Pengangguran terselubung, itulah saya, dulu. Meskipun dulu juga saya berpenghasilan, tapi bukan gaji yang datangnya setiap bulan. Bulan ini, bulan terakhir.*
Siapa yang menyangka bulan terakhir di tahun 2010 akan saya habiskan di sini, Desa Balam Asri, Kec. Way Kenanga, Kab. Tulang Bawang Barat, Lampung.
Mendapat kehormatan menjadi Pengajar Muda (PM) angkatan 1.
Bismillah, InsyaAllah semangat berbagi dan mengabdi akan selalu ada.

Oh iya, tiba-tiba dapat sms dari Rusdi, salah satu PM TBB (Tulang Bawang Barat), selamat hari AIDS se-dunia! Biasanya kalau di kampus, hari ini pakai pita merah di baju.
🙂

*Meniru lirik lagu dangdut, Malam Terakhir, salah satu lagu pilihan lomba karaoke kemarin di kecamatan. FYI. kemarin saya dan Faisal, salah satu PM TBB juga, mendapat kehormatan menjadi juri lomba senam poco-poco dan karaoke antar puskesmas se-Kab.TBB, dalam rangka HKN (Hari Kesehatan Nasional).

GILA!

Ah,ternyata kita memang orang gila..

Gila karena kita percaya semua yang baru menjadi rencana..

Gila karena kita yakin bahwa kita mampu membuat wujud nyata dari rencana itu..

Gila karena kita siap dikirim ke daerah yang belum pernah kita tahu wujudnya..

Gila karena kita meninggalkan kebisingan kota dan gemerlap kehidupan menuju tempat yang mungkin tidak ada listrik dengan sinyal di handphone tertulis SOS!

Gila karena kita rela mengorbankan waktu kita, SATU TAHUN! untuk anak orang yg bahkan wajahnya saja kita tak tahu, ya kurang gila apa lagi..

Yang paling GILA adalah kita bangga menjadi orang GILA itu..

GILA by Ginar Santika Niwanputri

*inspired by Butet Manurung (Sakola Rimba)

Daily Digest

Oke, karena keterbatasan jaringan internet, saya terpaksa posting dari hp,
itu pun dengan sinyal 1 bar saja. Dan mungkin karena memakai hp, post saya tidak akan panjang, mungkin
cukup 1 atau beberapa paragraf, yang penting dapat membuat saya lega karena telah mengeluarkan apa yang ingin saya keluarkan. Sebetulnya blog ini akan saya perlakukan seperti tumblr, tempat sampah apapun yang berjenis Indonesia Mengajar. Saya gagal terus membuat tumblr baru karena selalu gagal logout tumblr pribadi saya. Jadilah begini, selamat menikmati.

Saya cukup jarang minta dijemput atau dianterin orang, kalau ga bener2 terpaksa. Well, I’m independent, so independent, or maybe too independent, like I feel that I don’t need a man to help.
Di sini, ketika azan maghrib berkumandang, hari mulai gelap, jalanan sepi, dan kiri kanan jalan terbentang ladang karet.
Keadaan dan takdir saya sebagai wanita memaksa, I’m being dependent.
Secara sadar saya belajar, memang ada hal-hal tertentu yang penuh dengan keterbatasan yang kadang saya terlalu angkuh mengakuinya.
Still, I’m tough enough to do.
:p