Lebih kurang sekitar 2 bulan yang lalu, saya termanggu. Senja sudah berganti petang, hanya sedikit mobil yang lalu-lalang. Terduduk lesu di halte bis yang biasa mengantarkan saya pergi-pulang antara rumah-kampus. Di tengah geliat sepinya Coventry, saya merasa tak memiliki lagi energi untuk sekedar menitikkan air mata. Sebuah kalimat singkat yang diucapkan pembimbing disertasi terus berputar dan berulang di kepala. Tak diucapkan dengan tajam namun isinya terasa mengiris jiwa.
11 Coventry 20 min
Tertulis manis di papan jadwal kedatangan bis. Saya berusaha menghimpun nafas yang masih tersisa. Saya memandangi jalanan dengan pikiran yang semrawut lagi kalut. Setelah hampir setahun saya memutuskan untuk hidup merantau jauh di negeri yang asing, ternyata malam itu saya sampai di titik terendah yang tak pernah saya siapkan sebelumnya. Saya terpaku di ambang batas kekuatan yang tak lama lagi runtuh. Ternyata memang jurang depresi itu nyata adanya, terutama bagi saya, mahasiswa yang acap kali terlihat bahagia di media sosial sembari berusaha tidak menampakkan segala kesulitan yang dihadapi.
Hitungan menit demi menit terasa begitu lambat berjalan. Kesendirian niscaya tak mempermudah untuk bangun dari keterpurukan. Tak lama saya tersadar, bahwa sesungguhnya saya tak pernah sepenuhnya sendiri. Saya punya Allah, teman yang setia menemani tanpa kompromi. Segala pikiran buruk yang sempat terbersit perlahan memudar, meski jantung masih terus kencang berdebar dan senyum masih tetap menolak untuk berpendar.
Sesampainya di rumah, ternyata kegelisahan yang terlalu membuat saya tak bisa menangis sejadi-jadinya. Saya bersimpuh di hadapan-Nya sembari memohon penjagaan dan kasih sayang dari-Nya. Seolah tak peduli lagi dengan target studi yang sempat terucap, saya hanya meminta diberikan kesempatan untuk bertahan dan kekuatan untuk kembali berjuang.
Dan inilah saya, beberapa minggu lalu. Agak sedikit gosong tapi bahagia saat masih diizinkan untuk menghirup udara dan menikmati mentari di Monte Carlo, Monaco.
Maka adalah benar, tiada kekuatan yang datang selain daripada Allah.
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu…
(QS.Al Baqarah 153)